Kemana anak-anak kita itu..?
Anak-anak yang dilahirkan oleh seluruh bangsa ini
Anak-anak yang dilahirkan oleh sejarah dengan air mata tiga setengah abad
Kemana anak-anak itu..?
Siapa yang menyembunyikan mereka..?
Siapa yang menculik mereka..?
Siapa yang meracuni dan membuang mereka..?
Anak-anak yang bernama “Kemerdekaan”
Anak-anak yang bernama “Hak mahluk dan harkat kemanusiaan”
Anak-anak yang bernama “Cinta kasih sesama”
Anak-anak yang bernama “Indahnya kesejahteraan”
Anak-anak yang bernama “Keterbukaan dan kelapangan”
Anak-anak itu lari tunggang langgang
Anak-anak itu diserbu oleh rasa takut yang mencekam
Anak-anak itu bertiarap disemak-semak zaman
Anak-anak itu ngumpet dibalik kegelapan
Kematian bukanlah tragedi
Kecuali kita curi dari Tuhan hak untuk menentukannya
Nyawa badan, nyawa rohani, nyawa kesadaran,
Nyawa hak untuk tenteram
Nyawa untuk berbagi kesejahteraan
Nyawa amanat untuk merawat keadilan
Dihembuskan oleh Tuhan, dielus dan disayang-sayang
Bahkan nyawa setiap ekor coro
Bahkan nyawa cacing yang menggeliat-geliat
Ia jaga dalam tata kosmos keseimbangan-Nya
Tuhan sangat bersungguh-sungguh dalam mengurusi
Setiap tetes embun yang Ia tampung dalam sehalai daun
Tuhan menyayangi dengan sepenuh hati-Nya
Setiap titik debu yang menempati persemayamannya
Tapi kita iseng
Kita tidak serius terhadap nilai-nilai
Terhadap Allah pun kita bersikap setengah hati….
Puisi : Cak Nun
Imron Al Khusairi
Cari Blog Ini
Rabu, 16 Februari 2011
Senin, 31 Januari 2011
Jadual Ujian Nasional SMP
UN Utama : Senin, 25 April 2011 / 08.00 – 10.00 Bahasa Indonesia
UN Susulan : Selasa, 3 Mei 2011
UN Utama : Selasa, 26 April 2011 / 08.00 – 10.00 Matematika
UN Susulan : Rabu, 4 Mei 2011
UN Utama : Rabu, 27 April 2011 / 08.00 – 10.00 Bahasa Inggris
UN Susulan : Kamis, 5 Mei 2011
UN Utama : Kamis, 28 April 2011 / 08.00 – 10.00 Ilmu Pengetahuan Alam
UN Susulan : Jumat, 6 Mei 2011
No Mata Pelajaran / Jumlah Butir Soal / Alokasi Waktu
1. Bahasa Indonesia / 50 / 120 menit
2. Matematika / 40 / 120 menit
3. Bahasa Inggris / 50 / 120 menit
4. Ilmu Pengetahuan Alam / 40 / 120 menit
UN Susulan : Selasa, 3 Mei 2011
UN Utama : Selasa, 26 April 2011 / 08.00 – 10.00 Matematika
UN Susulan : Rabu, 4 Mei 2011
UN Utama : Rabu, 27 April 2011 / 08.00 – 10.00 Bahasa Inggris
UN Susulan : Kamis, 5 Mei 2011
UN Utama : Kamis, 28 April 2011 / 08.00 – 10.00 Ilmu Pengetahuan Alam
UN Susulan : Jumat, 6 Mei 2011
No Mata Pelajaran / Jumlah Butir Soal / Alokasi Waktu
1. Bahasa Indonesia / 50 / 120 menit
2. Matematika / 40 / 120 menit
3. Bahasa Inggris / 50 / 120 menit
4. Ilmu Pengetahuan Alam / 40 / 120 menit
Sabtu, 29 Januari 2011
Peraturan UN Tahun 2011
1. Tidak ada Ujian Ulang
2. Ujian Sekolah dilaksanakan sebelum Ujian Nasional
3. Jadwal pelaksanaan Ujian Nasional SMA/MA SMK mulai 18 April
4. Jadwal pelaksanaan Ujian Nasional SMP/MTS mulai 25 April
5. UN SMK pemindaian oleh perguruan tinggi negeri
6. Nilai Kompetensi Keahlian
a. Ujian teori kejuruan, master soal dari pusat, skoring oleh sekolah
b. Nilai Kompetensi keahlian merupakan salah satu nilai ujian nasional
c. Nilai Komptensi Keahlian adalah gabungan dari praktek 70% dan teori 30%
7. KRITERIA KELULUSAN UN
a. Kriteria kelulusan UN mengikutsertakan nilai sekolah.
b. Nilai sekolah untuk SMA/MA/SMK adalah gabungan nilai rapor semester 3,4,5 dan ujian sekolah, untuk SMP/MTs nilai rapor
semester 1,2, 3,4,5
c. Penggabungan nilai un dan nilai sekolah dilaksanakan pusat.
d. Kriteria kelulusan UN : tidak ada nilai gabungan di bawah 4 dan
rata-rata >= 5.50; khusus SMK nilai kompetensi keahlian harus
>= 7.00
8. Sekolah mengirim nilai sekolah, baik mapel UN maupun mapel yang
tidak di-UN-kan ke pusat.
9. Nilai sekolah harus sudah diterima pusat satu minggu sebelum UN
2. Ujian Sekolah dilaksanakan sebelum Ujian Nasional
3. Jadwal pelaksanaan Ujian Nasional SMA/MA SMK mulai 18 April
4. Jadwal pelaksanaan Ujian Nasional SMP/MTS mulai 25 April
5. UN SMK pemindaian oleh perguruan tinggi negeri
6. Nilai Kompetensi Keahlian
a. Ujian teori kejuruan, master soal dari pusat, skoring oleh sekolah
b. Nilai Kompetensi keahlian merupakan salah satu nilai ujian nasional
c. Nilai Komptensi Keahlian adalah gabungan dari praktek 70% dan teori 30%
7. KRITERIA KELULUSAN UN
a. Kriteria kelulusan UN mengikutsertakan nilai sekolah.
b. Nilai sekolah untuk SMA/MA/SMK adalah gabungan nilai rapor semester 3,4,5 dan ujian sekolah, untuk SMP/MTs nilai rapor
semester 1,2, 3,4,5
c. Penggabungan nilai un dan nilai sekolah dilaksanakan pusat.
d. Kriteria kelulusan UN : tidak ada nilai gabungan di bawah 4 dan
rata-rata >= 5.50; khusus SMK nilai kompetensi keahlian harus
>= 7.00
8. Sekolah mengirim nilai sekolah, baik mapel UN maupun mapel yang
tidak di-UN-kan ke pusat.
9. Nilai sekolah harus sudah diterima pusat satu minggu sebelum UN
Selasa, 25 Januari 2011
Penghitungan Nilai Akhir Kelulusan
a. Rata-rata Nilai Raport X 40%
b. Nilai Ujian Sekolah X 60%
c. Nilai Ujian Nasional X 60%
Nilai Sekolah / NS = ( a + b ) X 40 %
Nilai Akhir / NA = NS + c =...........(L/TL)
b. Nilai Ujian Sekolah X 60%
c. Nilai Ujian Nasional X 60%
Nilai Sekolah / NS = ( a + b ) X 40 %
Nilai Akhir / NA = NS + c =...........(L/TL)
Jumat, 21 Januari 2011
Muhasabah
Ya Allah, saksikanlah…
Sesungguhnya Engkau mengetahui hati-hati kami ini berhimpun dalam cinta kepada-Mu.. Telah bersatu dalam dakwah kepada-Mu… Telah berpadu dalam membela syariat-Mu… teguhkanlah Ya Allah ikatannya, kekalkanlah cinta kasihnya, tunjukanlah jalannya, penuhilah hati kami dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dada kami dengan limpahan iman kepada-Mu, dan matikanlah kami dalam syahid di jalan-Mu
Ya Allah, kau curahkan ilmu kepada kami tapi ilmu itu belum banyak kami amalkan dan kami gunakan untuk membawa manusia agar selalu ingat kepada-Mu.
Kau mudahkan kami sholat, tapi sholat itu belum membuat kami mencegah perbuatan yang keji dan munkar.
Kau mudahkan kami puasa, tapi puasa kami belum membuat kami cinta kepada orang-orang yang lapar dan dahaga bertahun-tahun lamanya.
Kau mudahkan kami shodaqoh, tapi masih terselip perasaan riya dan sombong.
Kau mudahkan kami berdzikir, tetapi dzikir kami baru sebatas di mesjid saja..
Sungguh kami malu menghadap-Mu Ya Allah, apalagi memohon sesuatu kepada-Mu, tapi bila tidak kepada-Mu, kepada siapa lagi kami memohon dan meminta../ kabulkanlah permohonan kami yang hina ini.
Ya Allah… Ya Rahman… Ya Rahim…
Jadikanlah mata ini agar ia melihat hal-hal yang halal untuk dilihat
Jadikanlah telinga ini agar mendengar hal-hal yang halal untuk didengar.
Jadikanlah tangan ini perpanjangan kasih sayang-Mu Ya Allah…
Perjalankanlah kaki ini ke tempat-tempat yang Engkau Ridhoi
Selimutilah akal ini dengan cahaya kebijaksanaan-Mu wahai Al Hakim…
Ya Aziz… Ya Jabbar… Ya Mutakabbir…
Jadikanlah ilmu yang Kau bagi kepada kami, bermanfaat dan menyelamatkan kami dunia dan akhirat.
Jadikanlah harta yang Kau titipkan kepada kami, selalu barokah bagi manusia, wa bil khusus untuk kaum Dhuafa.
Jadikanlah jabatan yang Kau amanahkan kepada kami senantiasa kami gunakan untuk melayani Ummat, melindungi yang lemah dan tertindas dengan senantiasa menerapkan syariat-Mu
Jadikanlah keluarga kami, keluarga yang penuh cinta, sakinah, mawaddah, warrahmah
Jadikanlah anak-anak kami, , anak-anak yang sholeh sholehah, yang do’a-nya akan menerangi kubur kami kelak.
Jadikanlah makanan yang kami makan, menjadi energy ibadah kami kepada-Mu
Jadikanlah pakaian yang kami pakai, menjadi manifestasi ketaqwaan kami kepada-Mu, bukan sekedar hiasan untuk mengelabui orang lain dengan segala kemunafikan
Ya Mujibuddu’a…
Robbana hablana min adjwajina Qurrota a’yun.. Waj’alna lilmuttaqina Imama
Robbana aatina Milladunka rohmah.. Wahayyi lana min amrina Rosyada
Sesungguhnya Engkau mengetahui hati-hati kami ini berhimpun dalam cinta kepada-Mu.. Telah bersatu dalam dakwah kepada-Mu… Telah berpadu dalam membela syariat-Mu… teguhkanlah Ya Allah ikatannya, kekalkanlah cinta kasihnya, tunjukanlah jalannya, penuhilah hati kami dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dada kami dengan limpahan iman kepada-Mu, dan matikanlah kami dalam syahid di jalan-Mu
Ya Allah, kau curahkan ilmu kepada kami tapi ilmu itu belum banyak kami amalkan dan kami gunakan untuk membawa manusia agar selalu ingat kepada-Mu.
Kau mudahkan kami sholat, tapi sholat itu belum membuat kami mencegah perbuatan yang keji dan munkar.
Kau mudahkan kami puasa, tapi puasa kami belum membuat kami cinta kepada orang-orang yang lapar dan dahaga bertahun-tahun lamanya.
Kau mudahkan kami shodaqoh, tapi masih terselip perasaan riya dan sombong.
Kau mudahkan kami berdzikir, tetapi dzikir kami baru sebatas di mesjid saja..
Sungguh kami malu menghadap-Mu Ya Allah, apalagi memohon sesuatu kepada-Mu, tapi bila tidak kepada-Mu, kepada siapa lagi kami memohon dan meminta../ kabulkanlah permohonan kami yang hina ini.
Ya Allah… Ya Rahman… Ya Rahim…
Jadikanlah mata ini agar ia melihat hal-hal yang halal untuk dilihat
Jadikanlah telinga ini agar mendengar hal-hal yang halal untuk didengar.
Jadikanlah tangan ini perpanjangan kasih sayang-Mu Ya Allah…
Perjalankanlah kaki ini ke tempat-tempat yang Engkau Ridhoi
Selimutilah akal ini dengan cahaya kebijaksanaan-Mu wahai Al Hakim…
Ya Aziz… Ya Jabbar… Ya Mutakabbir…
Jadikanlah ilmu yang Kau bagi kepada kami, bermanfaat dan menyelamatkan kami dunia dan akhirat.
Jadikanlah harta yang Kau titipkan kepada kami, selalu barokah bagi manusia, wa bil khusus untuk kaum Dhuafa.
Jadikanlah jabatan yang Kau amanahkan kepada kami senantiasa kami gunakan untuk melayani Ummat, melindungi yang lemah dan tertindas dengan senantiasa menerapkan syariat-Mu
Jadikanlah keluarga kami, keluarga yang penuh cinta, sakinah, mawaddah, warrahmah
Jadikanlah anak-anak kami, , anak-anak yang sholeh sholehah, yang do’a-nya akan menerangi kubur kami kelak.
Jadikanlah makanan yang kami makan, menjadi energy ibadah kami kepada-Mu
Jadikanlah pakaian yang kami pakai, menjadi manifestasi ketaqwaan kami kepada-Mu, bukan sekedar hiasan untuk mengelabui orang lain dengan segala kemunafikan
Ya Mujibuddu’a…
Robbana hablana min adjwajina Qurrota a’yun.. Waj’alna lilmuttaqina Imama
Robbana aatina Milladunka rohmah.. Wahayyi lana min amrina Rosyada
Dagelan apa Sungguhan Ya.....?
Di panggung yang terbentang luas mulai Nanggroe Aceh Darussalam hingga Papua dengan segala pernak-perniknya tengah diadakan sebuah lakon yang ga jelas judul dan pemeran utamanya. Yang terlihat hanya pemeran piguran yang bernama “Rakyat”, yang begitu menderita tanpa mampu berdialog sama sekali karena mulutnya diplester oleh naskah yang dibuat para penguasa yang tengah duduk manis berderet di sekitar singgasana megah tempat mengatur lakon sandiwara tersebut.
Diantara bentangan panggung tersebut, terlihat banyak tempat yang gersang karena tak lagi ada tanaman dan hutan karena habis di tebangi para cukong yang di bekingi penguasa setempat tanpa memperdulikan rakyat yang tinggal disekitarnya. jadi tidak aneh lagi kalo begitu hujan turun berhari-hari, maka akan terlihat puluhan atau bahkan ratusan rakyat yang mati tertimbun longsoran tanah dan tersapu air bah yang tak terbendung pepohonan.
Nampak pula tempat lain yang begitu bersinar oleh cahaya keemasan, tapi berubah menjadi lobang yang teramat luas dan dalam, karena isinya dikeruk lalu dibawa ke panggung lain di belahan bumi yang lain.. rakyat yang tinggal disekitarnya tetap tak dipikirkan. Ada yang terlihat kurus kerontang dan perut membuncit karena tidak kebagian makan dari hasil panen dari ladang yang tak bisa lagi ditanami.
Yang lebih menyedihkan lagi, ditempat lainnya terlihat beribu-ribu meter kubik lumpur yang menyembur dengan suhu yang cukup untuk melepuhkan kulit kering keriput rakyat sekitarnya terus dan terus menyembur tanpa bisa dihentikan. Ribuan hektar sawah, ladang, pabrik, jalan, dan rumah tempat berteduh jutaan rakyat miskin pun ludes tenggelam, dan hanya menyisakan bentangan laut lumpur yang teramat sangat luas..
Lalu gimana tuh respon para penguasa yang tengah duduk manis berderet di sekitar singgasana megah tempat mengatur lakon sandiwara tadi..?
“Cuek aja, emang gue pikirin…” begitu kata mereka….
Rakyat miskin yang lapar tadi akhirnya nekat, ada yang terpaksa mengambil sebuah semangka diladang orang kaya yang kebetulan punya saudara Polisi karena haus, seorang nenek renta mengambil sisa-sisa kapuk dan tiga butir buah coklat untuk ditukar beras, dan mereka dipenjara.. penjara yang sempit tanpa fasilitas apapun kecuali nyamuk dan dingin…
Kontras sekali dengan seorang Artalyta Suryani, wanita kaya yang mampu menyuap seorang jaksa senior dengan uang milyaran rupiah, tapi bisa tinggal dipenjara super mewah dengan segala fasilitas seperti hotel bintang lima… “Wedddduuuuusssssss……”
Dalam segala kesulitan dan kesengsaraannya, rakyat tetap diminta, dianjurkan, bahkan dipaksa untuk membayar upeti yang bernama “Pajak” kepada Negara. Alasannya untuk pembangunan dan untuk kesejahteraan. Apa yang terjadi…? Ternyata uang upeti rakyat tersebut tidak sampai lagi ke rakyat. Pengangguran dimana-mana karena begitu sempitnya lahan pekerjaan, pembangunan yang tidak merata, biaya pendidikan yang terus merangkak naik dari tahun ke tahun sementara banyak bangunan tempat anak-anak negeri menimba ilmu yang rusak bahkan roboh karena dimakan usia..
Tapi mereka tetap berdalih ; “Ga bener itu….!!!” , “Banyak koq sekolah-sekolah yang dibangun dan di renovasi…”
Betul pak… tapi coba hitung.. lebih banyak yang bagus apa yang mau roboh..? hayooooo…..
Alih-alih harus membayar pajak… eh, pajak dari para pengusaha yang terus menerus mengeruk kekayaan alam negeri ini malah dipake buat memperkaya diri sendiri… Edaaaaannnnnnnnn…….
Cerita baru muncul lagi… Dari kasus Artalyta maka dibentuklah “Satgas Mafia Pajak”…
Lucu memang… di negeri ini kan sudah ada Kepolisian, Kejaksaan, dan Kehakiman, mereka digaji dari uang rakyat, tapi seolah olah mereka ga berfungsi hingga harus dibentuk lagi Satgas ini dan itu, Pansus ini da itu, Panja ini dan itu…. Cape deeeehhhhh…
Padahal Pansus Century yang berminggu-minggu meneriakkan dan meminta agar kasus Bank Century segera diselesaikan, yang sampai saat ini ga jelas.. jadi Rakyat yang uangnya di simpan di Bank Century harus rela kehilangan uangnya dan menjadi OMB (Orang miskin baru) dan instan, kayak makanan dan minuman yang serba instan…
Rakyat yang bodoh mungkin berfikir, kalo emang ga bisa kerja kenapa ga dibubarin aja.. masa harus dibentuk lembaga lain buat nanganin tugas-tugas mereka… kan bisa menghemat anggaran Negara, ia ngga..? Belum reda kasus gayus, eh Artalyta mau dapat remisi bahkan mau di bebasin bersyarat, sakti juga ya dia… Sementara itu Gayus merana karena dia merasa keadilan tidak ditegakkan dengan semestinya. Kenapa Cuma dia yang diseret ke pengadilan dan dijatuhi hukuman..? sementara para atasannya di lembaga Pajak dan para pengusaha pengemplang pajak di negeri ini, tidak satupun yang tersentuh dan diadili…
“Ya ga usah kaget bang Gayus… kalo atasan sampeyan kena usut, ya bisa semuanya abis dong…,ya mungkin aja termasuk para pejabat di sekitar Presiden..
Lau cerita akhirnya gimana doooong…..
Kita tunggu saja di episode berikutnya….. hahahahahaha……
Diantara bentangan panggung tersebut, terlihat banyak tempat yang gersang karena tak lagi ada tanaman dan hutan karena habis di tebangi para cukong yang di bekingi penguasa setempat tanpa memperdulikan rakyat yang tinggal disekitarnya. jadi tidak aneh lagi kalo begitu hujan turun berhari-hari, maka akan terlihat puluhan atau bahkan ratusan rakyat yang mati tertimbun longsoran tanah dan tersapu air bah yang tak terbendung pepohonan.
Nampak pula tempat lain yang begitu bersinar oleh cahaya keemasan, tapi berubah menjadi lobang yang teramat luas dan dalam, karena isinya dikeruk lalu dibawa ke panggung lain di belahan bumi yang lain.. rakyat yang tinggal disekitarnya tetap tak dipikirkan. Ada yang terlihat kurus kerontang dan perut membuncit karena tidak kebagian makan dari hasil panen dari ladang yang tak bisa lagi ditanami.
Yang lebih menyedihkan lagi, ditempat lainnya terlihat beribu-ribu meter kubik lumpur yang menyembur dengan suhu yang cukup untuk melepuhkan kulit kering keriput rakyat sekitarnya terus dan terus menyembur tanpa bisa dihentikan. Ribuan hektar sawah, ladang, pabrik, jalan, dan rumah tempat berteduh jutaan rakyat miskin pun ludes tenggelam, dan hanya menyisakan bentangan laut lumpur yang teramat sangat luas..
Lalu gimana tuh respon para penguasa yang tengah duduk manis berderet di sekitar singgasana megah tempat mengatur lakon sandiwara tadi..?
“Cuek aja, emang gue pikirin…” begitu kata mereka….
Rakyat miskin yang lapar tadi akhirnya nekat, ada yang terpaksa mengambil sebuah semangka diladang orang kaya yang kebetulan punya saudara Polisi karena haus, seorang nenek renta mengambil sisa-sisa kapuk dan tiga butir buah coklat untuk ditukar beras, dan mereka dipenjara.. penjara yang sempit tanpa fasilitas apapun kecuali nyamuk dan dingin…
Kontras sekali dengan seorang Artalyta Suryani, wanita kaya yang mampu menyuap seorang jaksa senior dengan uang milyaran rupiah, tapi bisa tinggal dipenjara super mewah dengan segala fasilitas seperti hotel bintang lima… “Wedddduuuuusssssss……”
Dalam segala kesulitan dan kesengsaraannya, rakyat tetap diminta, dianjurkan, bahkan dipaksa untuk membayar upeti yang bernama “Pajak” kepada Negara. Alasannya untuk pembangunan dan untuk kesejahteraan. Apa yang terjadi…? Ternyata uang upeti rakyat tersebut tidak sampai lagi ke rakyat. Pengangguran dimana-mana karena begitu sempitnya lahan pekerjaan, pembangunan yang tidak merata, biaya pendidikan yang terus merangkak naik dari tahun ke tahun sementara banyak bangunan tempat anak-anak negeri menimba ilmu yang rusak bahkan roboh karena dimakan usia..
Tapi mereka tetap berdalih ; “Ga bener itu….!!!” , “Banyak koq sekolah-sekolah yang dibangun dan di renovasi…”
Betul pak… tapi coba hitung.. lebih banyak yang bagus apa yang mau roboh..? hayooooo…..
Alih-alih harus membayar pajak… eh, pajak dari para pengusaha yang terus menerus mengeruk kekayaan alam negeri ini malah dipake buat memperkaya diri sendiri… Edaaaaannnnnnnnn…….
Cerita baru muncul lagi… Dari kasus Artalyta maka dibentuklah “Satgas Mafia Pajak”…
Lucu memang… di negeri ini kan sudah ada Kepolisian, Kejaksaan, dan Kehakiman, mereka digaji dari uang rakyat, tapi seolah olah mereka ga berfungsi hingga harus dibentuk lagi Satgas ini dan itu, Pansus ini da itu, Panja ini dan itu…. Cape deeeehhhhh…
Padahal Pansus Century yang berminggu-minggu meneriakkan dan meminta agar kasus Bank Century segera diselesaikan, yang sampai saat ini ga jelas.. jadi Rakyat yang uangnya di simpan di Bank Century harus rela kehilangan uangnya dan menjadi OMB (Orang miskin baru) dan instan, kayak makanan dan minuman yang serba instan…
Rakyat yang bodoh mungkin berfikir, kalo emang ga bisa kerja kenapa ga dibubarin aja.. masa harus dibentuk lembaga lain buat nanganin tugas-tugas mereka… kan bisa menghemat anggaran Negara, ia ngga..? Belum reda kasus gayus, eh Artalyta mau dapat remisi bahkan mau di bebasin bersyarat, sakti juga ya dia… Sementara itu Gayus merana karena dia merasa keadilan tidak ditegakkan dengan semestinya. Kenapa Cuma dia yang diseret ke pengadilan dan dijatuhi hukuman..? sementara para atasannya di lembaga Pajak dan para pengusaha pengemplang pajak di negeri ini, tidak satupun yang tersentuh dan diadili…
“Ya ga usah kaget bang Gayus… kalo atasan sampeyan kena usut, ya bisa semuanya abis dong…,ya mungkin aja termasuk para pejabat di sekitar Presiden..
Lau cerita akhirnya gimana doooong…..
Kita tunggu saja di episode berikutnya….. hahahahahaha……
Mencari Kesunyian
Aku mencari kesunyian... Karena dlm kesunyian itulah terdapat kehidupan yg penuh bagi jiwa dan hati serta tubuh.
Kudapati padang2 tak bertepi dimana cahaya matahari melabuhkan diri, bunga menebarkan wewangian ke udara, sungai2 mengalir dlm nyanyian menuju langit.
Kutemukan perbukitan dimana aku mendapatkan musim semi yg segar, kerinduan musim panas yg warna warni, nyanyian musim gugur dan misteri musim dingin yg jelita.
Aku datang ke sudut jauh dari kekuasaan Tuhan ini karena aku lapar ingin belajar tentang segala rahasia alam semesta, dan mendekati singgasana-Nya....
Kudapati padang2 tak bertepi dimana cahaya matahari melabuhkan diri, bunga menebarkan wewangian ke udara, sungai2 mengalir dlm nyanyian menuju langit.
Kutemukan perbukitan dimana aku mendapatkan musim semi yg segar, kerinduan musim panas yg warna warni, nyanyian musim gugur dan misteri musim dingin yg jelita.
Aku datang ke sudut jauh dari kekuasaan Tuhan ini karena aku lapar ingin belajar tentang segala rahasia alam semesta, dan mendekati singgasana-Nya....
Langganan:
Postingan (Atom)